Pendengar juga butuh didengar
Aku seorang pendengar yang tidak pernah didengar,
Bolehkah sekali saja aku bercerita tentang keluh kesah.
Sedangkan engkau mendengar dengan telinga terbuka,
Kapan aku akan dimengerti sebagaimana engkau dimengerti.
"Lelah" satu kata di benakku engkau bercerita seolah paling sakit seperti korban yang tidak di tolong.
Bisakah engkau membuka kelopak mata,
Lihatlah orang yang tidak pernah kau dengar juga mempunyai darah di punggungnya.
Korban dengan keadaan kritis tapi tidak banyak omong.
Jangan seolah paling tersakiti,korban bukan hanya engkau sendiri.
_Puisi yang bercerita
Sepercik Luka
Goresan luka tak kunjung mereda,
Badaipun semakin menerpa,
Terlihat dari pantulan kaca,
Bibir yang tak kian merekah,
Sepercik luka membuat luka tanpa tawa.
Pundak rapuh menahan beban,
Mata tak mampu lagi menahan bendungan
Sembunyi dalam sunyi dan bibir mengatup diam,
Mendekap tubuh dalam pojok ruangan.
Dingin kulit yang kurasakan,
Rintihan sakit menggelar pada ruangan,
Gelap tak terlihat,
Namun tangis terdengar dalam penjuru ruangan.
_Puisi yang bercerita
Asa
Langit gelap bersenandung berirama rintikan hujan,
Menemani irama lagu yang menjadi asa kehidupan
Di bawah derasnya rinai varsha,
Dua atma telah di pertemukan begitu saja.
Asa selalu bertanya-tanya,
Bisakah aku dan kamu menjadi kita?
Pertanyaan yang tidak bisa diungkapkan seklebat kata,
Karena hanyalah ilusi yang tak akan pernah menjadi nyata
Aku memawa asa yang tinggi,
Tidak peduli dengan pesaing dalam sebuah cerita
Karena aku terbelenggu dalam cinta
Asa selalu bersamamu tamat dalam cerita kita
Ralat ceritaku yang ada kamu di dalamnya.
_Puisi yang bercerita
Menjadi Boneka
Kaki yang dipaksa menari,
Sedangkan tangan yang harus merangkai kata,
Tubuh yang lunglai dipaksa untuk bergerak,
Mulut diam tapi hati berisik
Menjadi sebuah boneka tidak seindah yang dibayangkan,
Beribu-ribu lebih sakit dari luka tembakan,
Tubuhnya hanya bisa diam,
Ditakdirkan untuk dipermainkan,
Lepaskan boneka kecil itu,
Jangan di kurung pada jeruji besi,
Biarkan dia terbebas,
Dari kesempurnaan yang kalian inginkan.
_Puisi yang bercerita
Pertemuan Singkat
Lima detik mata saling memandang,
Sebelum pandangan menjadi buram,
Tanpa Senyuman yang menyapa
Bahkan tidak ada waktu berbicara.
Kita yang tak dipersatukan oleh semesta,
Selalu mencari jalan untuk berjumpa,
Kisah antara kita tidak seperti dilayarkaca
Kita pernah ada
Hanya waktu yang terlalu cepat menyapa,
Sebelum kita beranjak dewasa
_Puisi yang bercerita
Sembunyi Dalam Senyum
Awan mulai mengabu,
Langit mulai merintikan airnya,
Menangis dibawah derasnya hujan,
Tersenyum dikala hujan reda,
Tergores dengan banyaknya luka
Tersayat oleh setiap perkataanya,
Tersenyum dibalik lukanya,
Berharap keluar dari dukannya.
_Puisi yang bercerita
Figuran
Aku mempunyai peran meski hanya menjadi figuran,
Tapi aku bukan Boneka yang bisa engkau mainkan begitu saja,
Aku manusia yang memiliki peran,
Meski tak terlalu penting dalam kehidupan,
Tapi mengapa paksaan terus saja melanda,
Harus mendapatkan piala juara,
Harus menjadi karakter yang engkau suka,
Tolong berhenti,biarkan saya menjadi diri sendiri,
Jangan paksa saya menjadi apa yang tidak saya senangi,
Bisakah saya hidup tanpa sebuah paksaan,
Apakah kau tidak mendengar jeritan di setiap malam,
Meringis kesakitan tak ada yang melihat apalagi mendengar,
Apa yang kalian lihat ? pundak kokoh,
Sebuah senyuman,atau kebahagiaan,
Semua hanyalah kebohongan,
Paksaan menjadi figuran pada setiap cerita orang.
_Puisi yang bercerita
Secarik kertas
Kutuliskan puisi pada secarik kertas,
Menggoreskan tinta untuk menjadi karya,
Sedangkan pena menulis isi hati yang tak bisa diutarakan,
Ditulis dibawah pancaran sinar rembulan,
Secarik kertas menerimanya dengan perasaan,
Tersematkan Rindu di dalamnya,
Rima pelengkap setiap biait-bait kata,
Secarik kertas menjadi pelampiasan,
Dan angin yang menghantarkan,
Selalu di tunggu balasan dari dia yang tak pernah merindu,
Biarkan puisi yang bercerita tentang rindu yang tak terbalaskan.
_Puisi yang Bercerita
Sempurna Hanyalah Ilusi
Tubuhku tak terlalu tinggi,
Badanku juga tak berisi,
Kulitku tak berwarna putih,
Hidungku pun tidak mancung,
Hidupku tidak terlalu rapi,
Tapi tidak juga berantakan,
Rumahku tidak megah,
Namun masih bisa bertahan dari serangan badai.
Semua akan bersorak
Bahwa sempurna hanyalah ilusi
_Puisi yang bercerita
Ujung Kegelapan
Alur sebuah cerita adalah perjalanan bagi kita,
Mencari sinar dilorong gelap gulita,
Berharap menemukan sepercik cahaya dari ujung kegelapan,
Kisah yang tak terlihat nyata,
Namun benar adanya,
Harus membuka lembar demi lembar agar bisa menuju akhir perjalanan,
Ujung kegelapan adalah awal kisah bukan akhir dari kisah,
Masih banyak bab yang dilalui,
Tidak susah, tapi juga tidak mudah,
Namun sinar pasti akan ada di ujung kegelapan.
_Puisi yang bercerita
Pantulan Kaca
Peluk hangat tubuhmu,
Rangkul pundak rapuhmu,
Hentikan tangisanmu,
Suaramu terlalu menyayat telingaku.
Berkacalah,bayangan itu yang bisa mengerti keadaanmu.
Jangan berharap pada manusia,
Itu hanya membuat luka,
Berdirilah jadikan kakimu sebagai tumpuan.
Mereka selalu menutup mata,
Enggan membuka untuk sekedar melihat,
Tak akan ada yang melihat,
Dan tak akan ada yang mendengar
_Puisi yang bercerita
Lara yang membekas
Beribu-ribu duri menancap pada tubuh,
Darah kental bercucuran,
tubuh tersayat tak kunjung sembuh,
Bibir pucat menggigil kedinginan.
Luka sayatan bertemu dengan gesekan kapas,
Mulut bergetar meringis menahan sakit,
Mata tak mampu menahan beban yang kian bertambah deras,
Pengobatan usai namun ingatan masih tersimpan,
Duri membekaskan lara yang tak kian menghilang.
_Puisi yang bercerita
Gapapa Sudah Terbiasa
Berdamai ternyata sesulit itu ya, bahkan perkataannya saja, aku masih mengingatnya
Melupakan yang membuat sakit itu tidak mudaah,
Prosesnya harus lama supaya tidak membekaskan lara.
Terlalu berat untuk mengungkapkan isi pikiran,
Tapi terlalu sakit untuk memendam sendirian,
aku cape dengan diri sendri,
Gelap sebab tak ada penerang yang menemani,
Jalannya masih panjang
Bersama soal yang tak ada sebuah jawaban,
Tapi gapapa karena aku kuat
Tapi banyak juga rapuhnya
_Puisi yang bercerita
Aku Hanya Mencintaimu
Semesta mengagumimu nona,
Manusia indah,sempurna,istimewa yang telah tuhan ciptakan
Seorang yang lembut dengan sikapnya,
Rasaku masih selalu sama untukmu meskipun rasamu bukan lagi untukku.
Gelak tawamu yang selalu kurindu
Ukiran wajahmu hanya angan semu,
Rasa cinta selalu untukmu,
Sejatinya rasaku telah habis dikamu.
Sempurna itu saat bersamamu,
Istimewa itu kamu,
Indah itu ketika aku dan kamu menjadi kita,
Dalam satu angan yang sama.
_Puisi yang bercerita
Candu Itu Kamu
Senja menuntunku padamu,
Lantunan puisi bagaikan candu,
Beribu surat di genggamanmu,
Tertuliskan itu pada diriku,
Kicauan burung pada sore itu,
Bersama senja yang semu,
Tawa manis itu hanya satu,
Sayang, itu hanya milikmu.
Tuhan,,,manis sekali ciptaanmu,
Hingga aku terbuai akan itu,
Benar-benar sendu yang menjadi candu,
Oh semesta,,,Aku benar benar gila dengan cinta,
Pada nona berbaju Cream itu,
Nona...salah satu canduku adalah tawa manismu...
_Puisi Yang Bercerita
Bualan Sang Pemburu
Tentang aku yang menipu atau tertipu,
Bualanmu seakan-akan kebenaran,
Sedangkan tangisku hanyalah permainan,
Mulut sampahmu berkoar-koar
Manusia yang tidak ada harganya dalam penglihatan,
Lantas bagaimana caraku memaafkanmu ?
Jika sudah kuterima kesalahanmu,
Mulutmu mengatakan bahwa itu kesalahanku,
Telinga saja pecah akan kemunafikanmu,
Apa sulitnya jujur akan kesalahanmu,
Kau adalah manusia kejam bagaikan sang pemburu,
Ingat tuhan tidak tidur akan kesalahanmu yang terdahulu,
Akhirat lebih menyadarkan manusia yang tak pernah sadar akan dunia,
Kuingat wajahmu yang telah mengatakan semua tentangku,
Dan kuserukan pada semesta bahwa itu bualan yang tak berharga,
"Dasar Sampah Penghancur Dunia"
_Puisi Yang Bercerita
Biarkan jiwaku tenang
Aku segumpal darah yang telah diciptakan,
Selalu menutup telinga agar tak mendengar suara,
Suara dari mereka yang lebih mengerikan dari auman singa,
Rasa takut masih bersemayam dalam raga dan jiwa.
Sakit Tuhan......
Aku hanya perlu jeda untuk mengistirahatkan jiwa,
Namun aku salah bahwasanya bumi tetap berputar,
Meki hidupku hancur berantakan.
Biarkan jiwaku tenang tuhan....meski hanya sebaentar,
Izinkan ragaku singgah,
Janji tidak akan lama tuhan,
Sebelum melanjutkan perjalanan.
_Puisi yang bercerita
Sebatas Angan
Angan yang terbawa angin,
Terbang tinggi menembus langit,
Meski jatuh berulang kali,akan bangkit berulang kali,
Mereka yang berucap bahwa ini sebatas angan karena penulis,
Anak dari seorang figuran yang sebatas menanam dan memanen.
Apakah tidak pantas kami dihargai oleh mereka yang berada diatas,
Tidak pantaskah angan kami terbang tinggi,
Mengapa suara kalian begitu menyayat hati,
Bukankah kita sama? mungkin harta yang membuat berbeda,tapi kita sama sama manusia.
Harta tidak menjamin kita bahagia,
Tetapi tidak ada harta mereka mengejek dengan seenaknya,
Bukan karena jahat,tapi karena mereka manusia.
_Puisi yang bercerita